Di posting oleh Annaas Pamungkas
Pernahkah dalam benak kita bagaimana jika tidak ada matahari??? Tentunya bumi ini akan terasa gelap sepanjang hari, udara kana terasa dingin dengan tidak adanya cahaya matahari dan lain-lain yang dapat memberikan efek akibat hal tersebut. Saya membaca sebuah artikel media elektronik yang menerangkan jika matahari tertidur dan bumi akan membeku. Cuaca dingin yang ekstrem melanda kawasan lintang tinggi bumi. Fenomena tersebut, antara lain disebabkan oleh Matahari yang tidur berkepanjangan. Dampaknya akan menjadi terasa berat karena adanya pemanasan Bumi dan perubahan iklim global. Sejak Desember yang lalu, suhu ekstreem terus melanda di kawasan Lintang Utara, yakni mulai dari Benua Amerika, Eropa, hingga Asia. Di Eropa, suhu dingin bulan lalu pernah mencapai minus 16 derajat celsius di Rusia dan minus 22 derajat celsius di Jerman. Bagi Inggris, ini suhu ekstrem terdingin dalam 30 tahun terakhir. Akibatnya Jalur transportasi ke Perancis lumpuh. Amerika Serikat pun pernah mengalami hal yang sama. Cuaca ekstrem tersebut berdampak pada kegagalan panen di Florida dan menyebabkan dua orang meninggal di New York.
Kejadian luar biasa yang berskala global tersebut diyakini oleh para pengamat meteorologi dan astronomi berkaitan dengan kondisi melemahnya aktivitas Matahari yang ditandai oleh menurunnya kejadian bintik matahari atau sunspot. Bintik hitam yang tampak di permukaan Matahari melalui teropong bila dilihat dari sisi samping menyerupai tonggak yang muncul dari permukaan Matahari. Tonggak tersebut terjadi akibat berpusarnya massa magnet di perut Matahari hingga menembus permukaan. Akibat munculnya bintik hitam berdiameter sekitar 32.000 kilometer atau 2,5 kali diameter rata-rata Bumi, suhu gas di fotosfer dan kromosfer naik sekitar 800 derajat celsius dari normalnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan badai matahari dan ledakan cahaya yang disebut flare. Namun, yang terjadi beberapa tahun terakhir ini adalah Matahari nonaktif. Menurunnya aktivitas Matahari itu berdasarkan pantauan Clara Yono Yatini, Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), mulai terlihat sejak tahun 2000.
Para pakar astrofisika matahari di dunia menyebut tahun 2008 sebagai tahun dengan hari tanpa bintik matahari yang tergolong terendah dalam 50 tahun terakhir. Mereka memperkirakan beberapa tahun sesudah 2008 akan menjadi tahun-tahun yang dingin, kata Mezak Ratag, pakar astrofisika yang tengah merintis pendirian Earth and Space Science Institute di Manado, Sulawesi Utara. Pengukuran kuat medan magnet bintik matahari dalam 20 tahun terakhir di Observatorium Kitt Peak Arizona menunjukkan penurunan. Dari medan magnet maksimum rata-rata 3.000 gauss pada awal 1990-an turun menjadi sekitar 2.000 gauss saat ini. Penurunan sangat signifikan tersebut merupakan bukti bahwa hingga beberapa waktu ke depan Matahari masih akan berada pada keadaan malas. Diperkirakan jika aktivitas maksimumnya terjadi pada sekitar tahun 2013, tingkatnya tidak akan setinggi maksimum dalam beberapa siklus terakhir.
Sumber
www.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar