Diposting oleh Annaas Pamungkas
Tulisan Bahasa Indonesia#2 ke-8
Ketika berjalan di keheningan malam terasa udara yang dingin menyelimuti kulit. Gelap gulita yang terlihat tanpa ada cahaya yang menerangi. Cahaya bulan juga bersembunyi di balik tebalnya awan hitam. Berjalan tanpa penerangan yang menerangi kondisi sekitar. Melangkah tanpa pasti, hanya mengikuti kata hati kemana seharusnya jalan yang dituju. Ketika jalan yang berlubang harus dilewati dengan berani karena tidak ada cahaya yang menerangi. Hanyalah terdengar suara orang lain yang mengajak untuk mengikuti jejak langkahnya. Tidak diketahui kemanakah ia akan mengajak untuk melangkahkan kakinya. Tanpa pelita yang menerangi jalan, terus diikuti orang tersebut melangkah.
Dibutuhkan suatu pelita untuk menerangi kemana seharusnya kita melangkah. Tanpa perlu mengikuti langkah orang lain dalam berjalan. Itulah pelita hati yang harus kita terangi. Kita akan mampu melangkah dengan melihat kondisi jalan yang baik dan buruk. Kita pula akan mengetahui kemanakah orang lain akan membawa kita untuk melangkah, apakah melangkahkan menuju kebaikan atau keburukan. Pelita hati akan membimbing kita menuju jalan yang lurus dan melangkahi jalan yang penuh lubang. Pelita hati juga dapat menerangi orang lain yang berada di sekitar kita untuk melangkahkan kakinya menuju jalan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar