Di posting oleh Annaas Pamungkas
Apakah kita sering mengalami kelupaan? Lupa merupakan sifat alami yang terjadi pada setiap manusia. Ingatan kita atau memori kita sudah tentu disimpan dalam otak. Jumlah lipatan-lipatan lapisan di luar otak banyak berpengaruh terhadap memori atau ingatan kita, jadi besar-kecilnya otak tidak banyak mempengaruhi memori atau ingatan kita. Tentunya memori atau ingatan kita memiliki batas. Nah, untuk membantu memori atau ingatan kita, disarankan menggunakan bantuan-bantuan dari luar, seperti membuat catatan ataupun pengingat agar bantuan tersebut dapat mengaktifkan ingatan atau memori kita kembali. Dan berbagai macam cara lain untuk mengaktifkan ingatan atau memori kita. Selain dari hal tersebut, memori juga harus sering kita latih, karena semakin kita aktif mengingat banyak hal atau belajar, semakin banyak pula sel otak kita yang akan teraktifkan, sehingga ingatan atau memori kita akan selalu terlatih dengan baik dan kita tidak akan cepat mudah lupa atau yang kita ketahui dengan nama pikun.
Seseorang mengalami kelupaan jika informasi yang masuk sulit untuk di ingat kembali. Lupa dapat merupakan proses yang normal (fisiologis), tetapi lupa dapat juga menjadi proses yang abnormal (patologis). Terdapat beberapa macam bentuk lupa, yaitu mudah lupa (forgetfulness), amnesia, dan demensia. Mudah lupa (forgetfulness) dapat terjadi jika informasi yang diterima berhasil melalui proses normal kemudian akhirnya tersimpan di dalam sebuah memori jangka panjang. Namun kita sering sulit untuk mengingat kembali ingatan atau memori pada saat dibutuhkan. Mudah lupa (forgetfulness) merupakan masih tergolong normal. Namun hal tersebut dapat menjadikan sebuah tanda-tanda keadaan abnormal. Mudah lupa (forgetfulness) berhubungan dengan penambahan usia yang sering dihubungkan dengan inefisiensi proses memori, seperti dalam proses berpikir menjadi lamban, kurangnya menggunakan strategi memori yang baik, kesulitan memfokuskan perhatian dan mengabaikan gangguan, sulit untuk mempelajari sesuatu yang baru, dan lebih banyak dibutuhkan sebuah isyarat untuk mengingat kembali informasi yang telah tersimpan. Pada penderita amnesia, informasi yang diterima hanya sampai di memori jangka pendek. Maksudnya yaitu terjadi kegagalan atau kesulitan belajar yang berarti sudah bersifat patologis. Namun, perhatian terhadap informasi yang masuk, mengingat kembali informasi yang sudah lama, fungsi kognisi, bahasa, dan kepribadian masih berjalan dengan normal. Hanya proses penerusan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang yang gagal sehingga informasi baru tersebut tidak dapat diingat kembali. Sedangkan demensia merupakan gangguan yang paling berat. Informasi yang diterima sama sekali tidak dapat masuk dalam proses memori. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai kelainan di otak seperti: gangguan vaskuler (stroke) dan degeneratif (sindrom Alzheimer).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar